Haloo, How are you Today??

Haloo,  How are you Today??

Biodataku

Foto saya
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Saya adalah anak pertama dari 6 bersaudara, Saya dilahirkan Pukul 22.10 WIB. Di Kota Tasikmalaya pada Hari Kamis tanggal 12 Oktober 1989 Masehi bertepatan Pada Tanggal 12 Rabiulawal 1410 Hijriah. Saya baru pertama kali membuat blog, saya hanya ingin mencoba dan merasakan berbagai pengalaman dan wawasan baru. Selamat menikmati blog Saya Walaupun masih sangat-sangat jelek..... Mohon komentar dan masukan-masukan yang bersifat membangun. Wassalam

Doa Penerang Hati dan Memulakan Bacaan


Ya Allah, bukakanlah ke atas kami hikmatMu
dan limpahilah ke atas kami khazanah rahmatMu,
wahai Tuhan Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Wahai Tuhanku, tambahkanlah ilmuku dan luaskanlah kefahamanku.
Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku

Kata - kata Mutiara

Gersang Bumi Tanpa Hujan, Gersang Minda Tanpa Ilmu,
Gersang Hati Tanpa Iman, Gersang Jiwa Tanpa Amal.

Kamis, 21 Februari 2008

Artikel Agama

Etika Remaja

Etika Komunikasi Guru & Pelajar

Dalam proses pembelajaran di sekolah berbagai pendekatan yang digunakan oleh guru dalam mengajar ataupun mendidik para pelajar. Adakalanya guru bagaikan seorang bos atau raja yang hanya mengarah dan memerintah pelajar menurut kehendaknya. Ada juga guru mengajak para pelajar bersama-sama menyelesaikan topik yang dibincangkan. Namun kesemua kaedah itu berguna dan bermanfaat sesuai dengan keadaan. Sesungguhnya guru yang ditakuti tidak berhasil dalam menjalankan komunikasi efektif, kerana pelajar merasakan terdapat jurang dalam menyatakan pendapat. Tanpa komunikasi yang baik, hasil yang dituai juga tidak memuaskan.

Ada beberapa jenis hubungan guru dan pelajar seperti yang berikut;

1. Di sini, pelajar menjadi pendengar yang pasif. Mereka tidak dapat bertanya bila mereka tidak faham. Demikian juga guru tidak mengetahui apakah pelajarannya dapat diikuti ataupun tidak. Melalui jenis hubungan ini, bahan pelajaran, dapat diselesaikan dalam waktu yang singkat.
2. Di sini, sudah terlihat hubungan 2 arah, tetapi terbatas antara guru dan pelajar secara individual. Antara pelajar dan pelajar tiada hubungan. Pelajar tidak dapat berdiskusi dengan teman atau bertanya sesama sendiri.
3. Jenis hubungan seperti ini sudah merupakan sistem hubungan yang lebih baik, walaupun masih agak terbatas dan formal. Guru tidak dapat berhubungan dengan pelajar dalam suasana perbincangan.
4. Hubungan ini merupakan hubungan yang paling efektif. Pelajar dapat mengadakan hubungan yang tidak terbatas. Guru dapat mengetahui apakah pelajarannya dan bimbingannya dapat difahami dan diterima oleh pelajar. Perbincangan juga dapat mengupas sekecil-kecil perkara atau sebarang ketidakpuasan dalam pembelajaran, di antara guru dan pelajar.

Adab Bersama Guru

Di dalam Islam kedudukan guru adalah amat tinggi. Guru merupakan pembimbing dan penasihat umat. Jika tiada guru maka manusia akan menjadi haiwan lantaran tidak ada pengajaran dan bimbingan. Oleh kerana itu Islam sangat mengambil berat tentang guru. Sesiapa yang memuliakan guru bererti ia memuliakan Rasul, sesiapa yang memuliakan Rasul bererti memuliakan Allah dan sesiapa memuliakan Allah syurgalah tempat kediamannya. Sebaliknya jika seseorang menderhakai guru bererti ia menderhakai Rasul. Barang siapa yang menderhakai Rasul bererti ia memurkai Allah. Sesiapa yang memurkai Allah maka nerakalah tempatnya. Oleh kerana itu seorang pelajar mestilah memelihara adab-adab bersama guru.

Adab-adabnya antara lain adalah seperti berikut: 1. Memberi salam dan sentiasa hormat kepada guru.
2. Duduk dengan sopan dan sentiasa dalam keadaan tenang.
3. Jika ingin bertanya minta izin terlebih dahulu.
4. Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
5. Sentiasa menampakkan sikap menerima pendapat guru.
6. Hindari daripada menyinggung perasaan guru.
7. Memberi bantuan kepada guru apa yang dapat dibantu.
8. Lakukanlah apa yang paling disenangi oleh guru.
9. Bercakap dengan baik dengan guru, dengan menggunakan bahasa yang baik.
10. Tidak meninggikan suara semasa bercakap dengan guru.

Artikel Pramuka

Hemodialisis dan Aktivitas Membina Pramuka

Oleh TATO TAOFIQURRAHMAN, S.H.

Saat menjadi Ketua Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega Kwartir Daerah Provinsi Jawa Barat, bersamaan dengan lengsernya Presiden Soeharto 1998, saya divonis dokter harus menjalani cuci darah atau hemodialisis.

VONIS tersebut tentu sangat memukul perasaan saya, keluarga, dan rekan-rekan. Pada saat yang sama, saya mengemban amanah sebagai pembina satuan di Gugus Depan KB 21007 Pangkalan SMPN 8 Bandung (SMPN 1 Ujungberung). Demi kelangsungan pembinaan kepramukaan, kegiatan latihan sementara dialihkan kepada rekan lain.

Meskipun menjalani cuci darah, bagi saya membina anak-anak muda dalam kepramukaan selalu menjadi motivasi untuk kesembuhan. Selalu terbayang bagaimana anak-anak Pandu dengan segala aktivitasnya begitu menggembirakan. Akan tetapi, kadang semua menjadi sirna ketika harus terbaring lemah di ruang cuci darah.

Bagaikan penyemangat di sela-sela sakit, adik-adik Pandu selalu setia berkunjung memberikan cerita-cerita menarik selama menjalani kegiatan kepramukaan. Semangat mereka menjadi obat bagi saya selaku pembina.

Menjelang tahun kedua cuci darah, saya mengalami kejadian luar biasa. Tepatnya sesudah Iduladha, saya mengalami stroke. Pembuluh darah otak pecah, saya masuk RSHS dan menjalani operasi di bagian kepala. Saya tidak sadarkan diri lebih dari 10 hari, mata tak bisa lagi melihat, memori pun hilang. Saya tak hafal lagi bacaan salat, demikian pula nama-nama yang ada di sekitar.

Terbaring tak sadarkan diri. Cuci darah pun saya tak bisa sehingga keadaan tubuh bengkak karena cairan yang menumpuk. Akibatnya, saya menjalani cuci darah lewat perut. Padahal, saat itu sedang berlangsung kegiatan kepramukaan berupa pengumpulan produk-produk P&G yang harus dikumpulkan di Kwartir Cabang Kota Bandung dan Program Bakti Pramuka Peduli.

Sebulan lebih di RSHS tak ada perbaikan. Keluarga pun pasrah menerima yang terbaik yang diberikan Sang Pencipta. Semua telah dipersiapkan seakan-akan saya tak akan bisa hidup lagi. Alhamdulillah berkat semua doa yang tulus dari banyak orang, saya mendapatkan kebesaran-Nya. Saya mulai sadarkan diri sedikit demi sedikit walau saya tak bisa melihat. Tepat saat saya berulang tahun ke-27, keajaiban itu datang, saya sadar. Kondisi fisik saya sangat memprihatinkan, tubuh kurus tinggal tulang, rambut rontoh, mata tak bisa melihat, dan memori terbatas.

Perlahan saya bangkit menjalani cuci darah dengan rutin. Seiring dengan doa, kesabaran, dukungan orang-orang tercinta, dan minum obat yang dianjurkan, mata saya mulai melihat walau hanya dalam jarak yang dekat. Memori juga mulai membaik. Saya pun melakukan aktivitas kembali. Satu yang selalu membuat semangat hidup adalah anak-anak Pandu dengan segala aktivitasnya.

Sebuah anugerah terindah dalam hidup adalah ketika saya menikah. Rasanya sangat tidak mungkin bagi seorang penderita gagal ginjal bisa membina biduk rumah tangga dengan segala keterbatasan dan kekurangannya. Namun, Allah SWT Maha Mengetahui apa yang akan terjadi pada umat-Nya. Walau sampai saat ini saya belum dikaruniai keturunan, namun mendidik, membimbing, dan membina bukan hanya harus kepada anak kandung, tetapi semua anak di dunia ini perlu dididik.

Tulisan ini saya curahkan sebagai wujud kasih sayang saya kepada anak-anak muda, para Pandu, sebagaimana saya curahkan kepada anak saya sendiri. Selama beberapa tahun, keadaan kesehatan saya membaik. Saya menjalani aktivitas sebagai seorang pembina Pramuka, membina anak-anak muda untuk menjadi manusia yang berguna dan berdaya guna yang mempunyai keahlian dalam hidupnya (life skill).***

Penulis, mantan Ketua DKD Jawa Barat, Andalan Cabang Kota Bandung, Waka Kwarran Ujungberung.

Penulis: