
Merupakan bangunan pertama di Bandung yang menggunakan konstruksi beton bertulang, dimana peletakan batu pertama dilakukan oleh Nona Johana Catherina Coops pada tanggal 27 Juli 1920. Gaya seni bangunan Gedung Sate memadukan arsitektur tradisional Indonesia dengan kemahiran teknik konstruksi Barat yang disebut gaya Indo Europeeschen Architectuur Stijl (Gaya Arsitektur Indo Eropa).
Gedung Sate terletak di Jl Diponegoro 22 dengan fungsi pada awalnya sebagai Gouvernemensbedrijven (Gedung Pusat Pemerintahan Hindia Belanda). Gedung Sate dirancang oleh salah satu Arsitek muda yang terkenal dari Belanda, J. Gerber yang dibantu oleh G. Hendriks serta pihak Gemeente Van Bandoeng, yang diketuai Kol. Pur. VL. Slors dengan melibatkan 2000 pekerja, 150 orang diantaranya pemahat, atau ahli bongpay pengukir batu nisan dan pengukir kayu berkebangsaan Cina yang berasal dari Konghu atau Kanton, dibantu tukang batu, kuli aduk dan peladen yang berasal dari penduduk Kampung Sekeloa, Coblong Dago, Gandok dan Cibarengkok, yang sebelumnya mereka menggarap Gedong Sirap (Kampus ITB) dan Gedong Papak (Balai Kota).Biaya pembangunan Gedung sate pada saat itu sebesar 5 juta Gulden hal ini ditandai dengan jumlah sate yang berada pada puncak atapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar